Penelitian

PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN DAN LINGKUNGAN

 

Oleh : Muhamad Kundarto

 

Kontribusi umat manusia dalam mengelola dan melestarikan lingkungan semakin lama semakin mengkawatirkan. Kerusakan alam yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia merupakan indikasi nyata bahwa manusia mempunyai peran utama dalam kerusakan lingkungan, baik dilakukan secara sengaja maupun tidak. Krisis air, energi, dan pangan menjadi dampak langsung dari kerusakan lahan dan lingkungan. Kondisi sanitasi lingkungan yang makin menurun, endemik penyakit, kelaparan, dan kemiskinan adalah dampak bencana global berikutnya. Untuk itu perhatian terhadap penelitian di bidang ini harus ditingkatkan, sehingga secara tepat dan tepat dapat diaplikasikan oleh banyak penduduk di berbagai lokasi yang berbeda.

Berikut adalah rekam jejak penelitian dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang terkait dengan uraian di atas, yang merupakan pijakan awal sebagai bekal dalam melakukan analisis strategi dan rencana penelitian ke depan.

 

Rekam Jejak Penelitian

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan memberikan dampak kerusakan lahan dan lingkungan yang semakin tinggi. Fenomena ini memerlukan pencegahan, penanggulangan dan pelestarian lingkungan, salah satunya dengan melakukan penelitian di bidang konservasi tanah dan air. Pengalaman pertama penelitian dilakukan Tahun 1996 kerjasama dengan Proyek Penelitian Terapan Sistem DAS Kawasan Perbukitan Kritis Daerah Istimewa Yogyakarta 1), dengan meneliti “Pengaruh berbagai jenis rumput penguat teras terhadap erosi dan aliran permukaan Tanah Entisol Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) mempunyai kemampuan tertinggi menekan laju erosi dan aliran permukaan di bibir-tampingan teras bangku dibandingkan dengan Akar Wangi (Vetiveria zizanioides), Rumput Raja (Pennisetum purpupoides), Rumput Setaria (Setaria sphacelata), dan Rumput Benggala (Panicum maximum), karena mempunyai keunggulan dalam faktor tinggi tajuk, panjang akar, dan jumlah biomassa. Rumput gajah juga banyak digunakan sebagai pakan ternak.

Penelitian kedua Tahun 2001 bekerjasama dengan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor 2) yang berkolaburasi dengan MSEC (monitoring soil erosion consortium), Sekretariat ASEAN dan Departemen Pertanian Jepang, dengan judul “Neraca air, tanah, dan hara NPK pada system persawahan di Sub DAS Kalibabon Ungaran”. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian tentang multifungsi sawah yang lebih fokus pada pembahasan transport sedimen (erosi sawah), yaitu peran sawah yang berfungsi sebagai filter sedimen. Penelitian multifungsi sawah dilakukan sebagai jawaban atas anggapan miring negara barat yang menuduh sawah sebagai salah satu penyebab menipisnya ozon karena menyumbangkan gas ammonia ke udara. Rangkaian penelitian ini menghasilkan arti penting sawah yang mempunyai multifungsi, baik secara konservasi (menghambat erosi dan preservasi air), estetika (wisata), pendidikan lingkungan, dan ketahanan pangan nasional.

Penelitian ketiga Tahun 2002 tentang “Pengkajian kesuburan tanah di Kecamatan Secang, Tegalrejo, Kajoran, Kaliangkrik dan Mungkid, Kabupaten Magelang” yang merupakan kerjasama Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 3) dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama bergabung dengan beberapa tenaga ahli dan banyak melibatkan mahasiswa dan alumni sebagai surveyor lapangan. Pengalaman sebagai koordinator lapangan adalah melakukan perencanaan survey berupa persiapan alat, bahan, penentuan lokasi titik sampel, dan pembagian kerja surveyor. Adapun pelaksanaan survey lapangan meliputi koordinasi tenaga surveyor di lapangan, analisis lapangan dan tabulasi data. Kondisi lahan yang beragam dari dataran sampai puncak gunung (lereng selatan Gunung Sumbing) memberikan pelajaran berharga tentang heterogenitas tanah dan kesuburannya.

Pengalaman penelitian kerjasama di atas memberikan pelajaran berharga, tentang perlunya mempunyai manajemen sendiri yang independen, bukan sekedar menjadi bawahan yang kewenangannya sangat terbatas. Atas dasar inilah kemudian berkeinginan membuat sebuah lembaga penelitian yang dikelola secara independen tanpa intervensi yang kontraproduktif. Selanjutnya pada awal tahun 2003 mendirikan Pusat Studi Lahan (PSL) di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPN “Veteran” Yogyakarta. Strategi PSL adalah menggabungkan tenaga ahli muda dan energik dengan alumni yang baru lulus dan mahasiswa tingkat akhir. Pendiri PSL adalah 2 (dua) orang, yaitu Muhamad Kundarto, SP, MP (dosen) dan Hari Darmawan, SP (alumni). Strategi dibangun dengan cara alumni mencari peluang kerjasama di luar kampus dan dosen menyiapkan tenaga ahli dan tenaga lapangan/administrasi. Kegiatan pertama PSL adalah Diskusi Panel pada 6 Mei 2003 dengan tema “Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan Teknologi Penanganan Limbah Pabrik, Minyak & Sampah Kota” dan menampilkan 3 (tiga) orang panelis, yaitu Dr.Ir. S. Setyo Wardoyo, MS, Dr.Ir. Irfan DP., M.Eng dan Ir. Tjukup Marnoto, MT. Kegiatan ini dihadiri oleh 119 orang dan dibuka oleh Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta.

Hasil kerjasama PSL yang pertama adalah tahun 2003 4) dengan Bappeda Kabupaten Bantul. Namun dengan pertimbangan untuk mengangkat nama fakultas pertanian yang animonya turun, maka kerjasama ini memakai lembaga Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama sebagai Ketua Tim (team leader) dengan topik tentang “Studi potensi unggulan pertanian daerah di 7 kecamatan di Kabupaten Bantul”. Tugas Ketua Tim adalah melakukan koordinasi dengan tenaga ahli dan tenaga surveyor di lapangan, serta melakukan presentasi laporan penelitian. Penelitian ini menitikberatkan pada kajian potensi lahan sebagai dasar dalam menentukan komoditas unggulan yang akan dikembangkan. Selain itu potensi lahan dapat dijadikan rujukan dalam penataan kawasan di suatu wilayah, terutama dalam mempertahankan eksistensi lahan pertanian sebagai penopang utama kebutuhan dasar manusia.

Tahun 2003 juga terlibat dalam kegiatan penelitian kerjasama antara LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta dengan PT. Caltex Pacific Indonesia di Riau 5) tentang “Minas soil mitigation long term project I” yaitu mitigasi lahan yang terkena pencemaran minyak bumi dampak dari eksplorasi pengeboran. Hasil penelitian disajikan dengan peta digital dan dimasukan ke dalam website. Sebenarnya dalam pekerjaan ini peluang untuk menjadi ketua tim sangat besar mengingat 70% urusan manajemen telah dilakukan seperti perekrutan anggota tim, penyusunan proposal dan proses lelang (seleksi proyek). Namun dengan alasan kekurangan diri (belum pernah naik pesawat terbang, belum fasih berbahasa inggris, dan usia paling yunior) maka ketua tim dipilih orang lain. Tetapi dalam prakteknya, tetap mendominasi pelaksanaan urusan manajemen di lapangan maupun koordinasi langsung dengan pengguna jasa.

Tahun 2004 adalah tahun pemilu karena dalam satu tahun dilaksanakan tiga kali pemilihan umum. Sehingga praktis kegiatan kerjasama, terutama dengan pemerintah daerah menjadi terhenti. Kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah sebagai Ketua Panitia dalam Seminar Sehari dan Diskusi Panel. Seminar Sehari dilaksanakan pada 9 Juni 2004 dengan tema “Prospek Ilmu Tanah di Indonesia”  yang dihadiri 142 orang yang berasal dari akademisi, birokrasi, dan praktisi. Sedangkan Diskusi Panel diselenggarakan atas nama Pusat Studi Lahan LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Naturindo 6) pada Selasa, 9 November 2004 di kampus UPN “Veteran” Yogyakarta dengan tema “Membangun Desa Yang Berkelanjutan: Mengelola Keanekaragaman Hayati”. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 152 orang peserta.

Peristiwa bencana yang diakibatkan gempa dan tsunami di Aceh, selain menyebabkan korban jiwa dan harta benda, juga memperikan pengaruh pada kondisi lahannya. Bersama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) cabang Yogyakarta 7) mengadakan kegiatan penelitian sebanyak 3 (tiga) tahap di Aceh pada kurun waktu tahun 2005. Tahap pertama untuk mengetahui Karakteristik tanah pada berbagai penggunaan lahan pasca gempabumi dan tsunami, tahap kedua untuk mengetahui Kesesuaian lahan pasca tsunami untuk budidaya tanaman mangrove, dan tahap ketiga  untuk mengetahui Dampak tsunami terhadap tingkat kesuburan dan kandungan logam berat dalam tanah, air, dan tanaman. Sosialisasi hasil penelitian dilakukan di Jakarta (Kantor WALHI Pusat) dan Aceh (Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboah).

Tahun 2005 juga melakukan kegiatan penelitian di Kabupaten Pekalongan dalam posisi sebagai Ketua Tim Peneliti. Pekerjaan di Kabupaten Pekalongan di bawah manajemen PT. Geo Sarana Guna 8) yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Pekalongan, tentang  “Pekerjaan pewilayahan komoditas unggulan pertanian Agro Ecological Zone (AEZ) skala 1:50.000 di Kabupaten Pekalongan” yang melibatkan 3 orang tenaga ahli dan 20 orang surveyor. Karakteristik lahan di wilayah Kabupaten Pekalongan terbagi menjadi 4 (empat) zona, yaitu pegunungan tinggi, lereng pegunungan, dataran rendah dan dataran pesisir pantai dimana masing-masing memerlukan pengelolaan yang berbeda berdasarkan karakternya. Zona pegunungan tinggi dan lereng pegunungan lebih sesuai untuk hutan lindung, hutan produksi, perkebunan, dan pertanian yang sesuai kaidah konservasi. Zona dataran rendah potensial untuk pengembangan pertanian dan peternakan. Zona pesisir pantai berpotensi untuk pengembangan pertanian dataran rendah (padi, palawija) dan perikanan (tambak, nelayan). Namun daerah pesisir ini perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan muara beberapa sungai yang sudah banyak tercemar limbah batik.

PSL atas dukungan dana LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta tahun 2005 melakukan Penelitian Studi Potensi Sumberdaya Lahan untuk Agrowanawisata di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang”. Kerjasama pendampingan terhadap Desa Sambak 9) dilakukan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2018. Konsep agrowanawisata merupakan pengelolaan secara terpadu antara kehutanan, pertanian dan pariwisata, yang didalamnya terdapat penerapan konsep wanatani (agro forestry), agrobisnis, dan agrowisata. Desa ini memiliki 80 ha Hutan Produksi yang dikelola Perhutani KPH Kedu Utara dan ratusan hektar Hutan Rakyat yang dikelola oleh masyarakat. Potensi hutan, tanah yang subur dan mata air yang melimpah akan dikelola dengan mempertimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan ekologi, sehingga ekonomi masyarakat meningkat namun kondisi lingkungan tetap lestari. Secara alamiah, masyarakat telah mempraktekkan konsep jasa lingkungan, dimana mereka mendapatkan beberapa keuntungan dari hasil hutan seperti jasa pengumpulan getah pinus, pakan ternak, kayu bakar, dan pemanfaatan mata air. Sementara itu secara swadaya masyarakat menjaga pelestarian hutan. Hutan dijaga secara sukarela karena mereka telah merasakan sendiri manfaatnya yang banyak.

Penelitian terhadap Desa Sambak dilanjutkan pada tahun 2006 dengan fokus membahas tentang peningkatan ekonominya, melalui kerjasama  Fakultas Pertanian dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI c.q. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan 10) dengan judul “Studi Pengembangan Ekonomi Desa Berkelanjutan”. Lokasi penelitian terdiri dari beberapa tempat, yaitu Magelang, Sleman, dan Kulonprogo agar mendapatkan konsep yang tepat guna sesuai dengan karakteristik lahan setempat. Hasil penelitian ini menekankan bahwa pembangunan desa harus dimulai dari menggali potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan penyuluhan, pendidikan-pelatihan, studi banding, pembinaan kelembagaan, pembuatan jejaring (networking) dan pemasaran terhadap produk yang dihasilkan, sehingga berujung pada proses kemandirian. Proses pemberdayaan ini membutuhkan 4 (empat) pilar utama yang harus ‘mengawal’ selama proses berlangsung, yaitu : pemimpin local, pendamping, kebijakan, dan dana.

Keprihatinan terhadap rendahnya kualitas pendidikan lingkungan di jalur formal telah menginspirasi LIPI Biologi Bogor 11) bekerjasama dengan UNESCO dalam menggagas pembentukan Cluster of National History Museums as Science Center (Gugus Museum Perikehidupan Alam) di Bogor dan Yogyakarta. CNHM-SC bertujuan mendorong proses pendidikan lingkungan di luar jalur formal (non formal). Keanggotaan di Bogor umumnya terdiri dari lembaga-lembaga penelitian. Sedangkan di Yogyakarta terdiri dari Universitas, LSM, Pemerintah Desa, Museum, Pondok Pesantren, Pusat Penelitian, dan Dinas Pertanian. Perintisan CNHM-SC ini dilakukan selama 2 (dua) tahun dan menunjuk Muhamad Kundarto, SP, MP sebagai Koordinator Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kegiatan penelitian di kawasan pesisir pantai juga dilakukanpada tahun 2006. Lokasi penelitian di Bugel Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang “Bina Pengelolaan Lingkungan”, yang merupakan kerjasama Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 12) dan Direktorat Penyerasian Lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Lahan pesisir selatan Kulonprogo mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan pertanian lahan pasir. Walaupun kondisi iklim kurang kondusif, terutama angin yang relative kencang dan suhu udara tinggi, namun air tanah dengan pH netral banyak tersedia sampai mendekati garis pantai. Teknologi irigasi/penyiraman tanaman dengan model sumur renteng cukup mampu menanggulangi kendala tanah pasiran yang mudah meloloskan air dan kedalaman muka air tanah yang jauh dari daerah perakaran tanaman semusim (+ 5 meter). Pelajaran berharga juga didapat dari pengalaman petani setempat yang kreatif melakukan inovasi teknologi pagar/tanaman pemecah angin dan pemupukan dengan memanfaatkan sisa pakan dan kotoran ternak kambing. Bahkan ada yang mempraktekkan model pertanian terpadu (mix farming), yang memadukan budidaya tanaman, peternakan dan perikanan air tawar. Mereka juga meyakini bahwa pengembangan ternak akan lebih prospektif secara ekonomi dibandingkan budidaya tanaman karena adanya kepastian harga pasar. Harga produk tanaman cenderung fluktuatif, tetapi harga ternak cenderung stabil.

Pengalaman penelitian tentang Zone Agroekologi di Pekalongan (2005) dilanjutkan pada lokasi yang berbeda, yaitu wilayah Kabupaten Pati dan Rembang pada tahun 2006 di bawah manajemen CV Piramida Kreasi Mandiri 13)  yang bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Pati dan Dinas Pertanian Kabupaten Rembang. Walaupun ketiga kabupaten ini berada di pantai utara Pulau Jawa, namun mempunyai karakteristik yang berbeda, terutama ketersediaan air tanah. Air tanah di pesisir Kabupaten Pekalongan umumnya dangkal, sedangkan di pesisir Kabupaten Pati dan Rembang umumnya sangat dalam (sekitar 20-30 meter). Bahkan lahan di Kabupaten Rembang umumnya berbentuk perbukitan dan kekurangan pasokan air dari daerah hulu di Selatan, sehingga pada musim kemarau air laut dapat masuk ke badan sungai sampai sejauh 8 (delapan) kilometer. Pengembangan lahan untuk produksi garam berdampak negatif bagi tanaman karena tidak tahan terhadap kadar garam yang tinggi di daerah perakaran.

Penelitian konservasi tanah dilaksanakan pada tahun 2007 berupa “Pendampingan Kelompok Tani Rukun Santoso pada penanaman Rumput Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) di tebing sungai Sub DAS Babon dan Pengembangan Ternak Kambing di Ungaran Kabupaten Semarang” yang merupakan kerjasama Yayasan Bintari 14) dan GTZ Jerman. Sebenarnya program utama adalah mendorong masyarakat agar mau menanam dan memelihara rumput, namun mengingat jenis rumput ini tidak dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau murni sebagai tanaman konservasi, maka masyarakat perlu diberi stimulant berupa bantuan ternak kambing dan pembagian bibit tanaman buah. Pengelolaan ternak dapat memberikan peningkatan nilai ekonomi secara cepat dan bentuk bibit tanaman buah harapannya di masa depan akan tetap lestari pohonnya karena petani hanya memanen buahnya.

Penelitian dengan lembaga asing pertama kali dilakukan pada tahun 2007, yaitu survey bisnis pada lokasi yang terkena dampak gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah (Business Survey in Affected Districts of Yogyakarta / Central Java) kerjasama PSL dengan UNDP (United Nation Development Programme) 15). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh gempa terhadap keberlangsungan UKM (usaha ekonomi kecil/menengah) dan pemulihan ekonomi sampai pada saat penelitian dilakukan. Survei ini cukup unik karena memadukan model survei yang biasa dilakukan dalam kegiatan penelitian survei lahan dan bidang sosial. Penentuan sampel per kecamatan disepakati berdasarkan pada jumlah bangunan yang rusak dan jumlah manusia yang menjadi korban gempa. Masing-masing dibandingkan satu sama lain secara proporsional/ prosentase dengan jumlah total sampel 2000 responden. Metode ini dipakai karena tidak ada data yang jelas tentang jumlah UKM dan sebarannya di tiap kecamatan. Penelitian ini didukung oleh tim pelaksana yang terdiri dari 60 orang surveyor, 20 orang tabulator, 5 orang supervisor, dan 4 orang tenaga ahli. Pekerjaan ini hanya sampai tabulasi data dalam format program SPSS.

Penelitian terkait dengan gempa DIY juga dilakukan tahun 2007 dengan Bappeda Bantul 16) berupa “Studi potensi komoditas unggulan pertanian daerah pascagempa di Kecamatan Pundong dan Piyungan”. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh gempa terhadap kondisi lahan dan aktifitas pertanian, serta menentukan komoditas unggulan di lokasi tersebut. Kondisi lahan di 2 (dua) kecamatan ini terbagi menjadi zona dataran dan zona perbukitan, yang masing-masing mempunyai potensi dan pengelolaan yang berbeda, terutama karena dibatasi oleh ketersediaan air untuk budidaya tanaman.

Penelitian yang pertama di Pulau Sulawesi dilaksanakan pada tahun 2007 berupa “Penyusunan Rencana Ruang Terbuka Hijau (Hutan Kota) Kawasan Gunungbale Kabupaten Donggala” bekerjasama dengan Dinas Permukiman dan Penataan Wilayah Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah 17). Penelitian ini masih bersifat awal karena baru meneliti karakteristik tanah, iklim dan kesesuaian untuk budidaya tanaman. Penelitian ini belum menyusun rencana detail jenis tanaman hutan yang akan ditanam berikut dengan plot penanamannya. Hal yang menarik di kawasan Gunungbale ini adalah jenis tanah hitam (vertisol) yang sangat tipis menumpang di batuan kapur (karst). Walaupun jenis tanah ini subur, namun ketersediaan air yang sangat kurang menyebabkan lokasi ini rawan kekeringan di musim kemarau. Teknologi pemanenan air perlu segera direalisasikan di lokasi ini. Apalagi di daerah atasnya (lereng perbukitan) akan dibangun kawasan perumahan.

Penelitian evaluasi lahan guna mendukung “Penyusunan data pokok sumberdaya alam Kabupaten Kudus” dilaksanakan pada tahun 2007 atas kerjasama CV Matra Mandiri Consultant 18) dengan Bappeda Kabupaten Kudus. Lahan dataran rendah Kabupaten Kudus yang berbatasan dengan Kabupaten Demak mempunyai karakter yang unik karena mudah mengalami kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Berdasarkan hasil survey dan Peta Geologi, ternyata tanahnya lempungan namun batuan di bawahnya banyak mengandung kapur. Tanah lempung mudah membentuk genangan karena sulit meloloskan air dan batuan kapur mudah meloloskan air. Bentanglahan Kabupaten Kudus cukup lengkap karena terdiri dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi dekat puncak Gunung Muria, sehingga karakteristik dan kesesuaian lahan untuk tanaman mempunyai variasi cukup tinggi.

Kegiatan penelitian dan pendampingan bidang konservasi dilaksanakan pada tahun 2007 di 2 (dua) tempat berupa “Pengawasan Kegiatan Padat Karya Pembuatan Infrastruktur Pengelolaan Lahan dan Air Sub Konservasi Lahan Desa Sambak dan Reklamasi/Rehabilitasi Lahan Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang” yang merupakan kerjasama Pusat Studi Lahan LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta dengan Dinas Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Magelang 19). Desa Sambak berada di lereng selatan Gunung Sumbing dengan ketinggian sekitar 500 m dpl, sedangkan Desa Sukomakmur berada dekat puncak Gunung Sumbing dengan ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Penelitian ini menunjukkan arti penting pelaksanaan konservasi yang melibatkan masyarakat local secara partisipatif. Konservasi bukan sekedar teori, tetapi merupakan aplikasi langsung di lapangan. Pemahaman masyarakat tentang pelestarian lingkungan dapat dipraktekkan dengan menentukan tanaman konservasi yang sesuai, menanam, dan sekaligus memeliharanya.

Awal Juni 2008 Yayasan Bintari Semarang 20) kembali mengundang untuk menjadi pembicara pada Seminar Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Seminar ini dihadiri oleh masyarakat sekitar hutan, LMDH (lembaga masyarakat desa hutan), Kepala Desa Lerep, Camat Ungaran Barat, Bappeda Kabupaten Semarang, dan LSM. Hasil seminar merekomendasikan adanya koordinasi hulu-hilir dalam pengelolaan lingkungan dengan model jasa lingkungan. Semua pihak perlu duduk bersama (baca: siapa berbuat apa) dalam melakukan pelestarian lingkungan.

 

Analisis Strategi Penelitian

Uraian rekam jejak penelitian di atas dapat dirangkum ke dalam beberapa topik penelitian sesuai dengan tabel di bawah ini:

Topik Penelitian

Lokasi (Tahun)

Mitra Kerjasama

Kontak Person

Konservasi Tanah dan Air

Kulonprogo (1996)

Puslitbangtanak Bogor

1)  Ir. Abbas Idjudin, M.Sc.

(Pimbagpro Penelitian Terapan Sistem DAS Kawasan Perbukitan Kritis Daerah Istimewa Yogyakarta)

Ungaran (2001)

Puslitbangtanak Bogor

2)  Dr. Fahmuddin Agus

(Peneliti dan Mantan Kepala Puslibangtanak Bogor)

Ungaran (2007)

LSM Bintari Semarang

14)  Fery Prihananto, ST

(Direktur LSM Bintari Semarang)

Palu (2007)

Pusat Studi Sumberdaya Lahan UGM

17)  Kartika Tanjung Wibowo, ST

(Konsultan)

Magelang (2007)

Dinas Peternakan dan Perikanan Magelang

19)  Bambang Hery S, BA

(Tokoh Masyarakat dan Mantan Kades Sambak)

Kesuburan Tanah

Magelang (2002)

Dinas Pertanian dan Kehutanan Magelang

3)  Ir. Sri Sumarsih, MP

(Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta)

Evaluasi Lahan

Bantul (2003)

Bappeda Bantul

4)  Hari Darmawan, SP

(Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta)

Pekalongan (2005)

Dinas Pertanian dan Peternakan Pekalongan

8)  Ir. Enny Purwati N, MP

(Alumni UPN & Dosen UNTAG Semarang)

Magelang (2005)

LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta

9)  Prof.Dr.Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc.

(Mantan Kepala LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta)

Pati (2006)

CV. Piramida Kreasi Mandiri

13)  Ir. Enny Purwati N, MP

(Alumni UPN & Dosen UNTAG Semarang)

Rembang (2006)

CV. Piramida Kreasi Mandiri

Bantul (2007)

Bappeda Bantul

16)  Hari Darmawan, SP

(Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta)

Kudus (2007)

CV. Matra Mandiri Consultant Semarang

18)  Ir. Enny Purwati N, MP

(Alumni UPN & Dosen UNTAG Semarang)

Lingkungan

Riau (2003)

PT. Caltex Pasific Indonesia

5)  Yudha, ST

(Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta)

Aceh (2005)

WALHI Yogyakarta

7)  Suparlan, S.Sos

(Direktur WALHI DIY)

Yogyakarta & Jawa Tengah (2006)

LIPI Pusat Penelitian Biologi Bogor

11) Dr. Arie Budiman

(LIPI Pusat Penelitian Biologi Bogor)

Yogyakarta (2006)

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Depnakertrans RI

12)  Dr.Ir.. Teguh Kismantoroajie, M.Si

(Dekan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta)

Ungaran Barat (2008)

LSM Bintari Semarang

20)  Fery Prihananto, ST

(Direktur LSM Bintari Semarang)

Ekonomi

Yogyakarta (2004)

Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI

6)  Dr. Setijati D. Sastrapradja

(Mantan Staf Khusus Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI)

(Mantan Kepala Lembaga Biologi Nasional RI)

Yogyakarta & Magelang (2006)

Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI

10)  Ir. Sri Hudyastuti

(Staf Ahli Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI)

Yogyakarta & Klaten (2007)

United Nations Development Program

15)  Sekti Mulatsih, SP

(Pegawai kontrak UN di Yogyakarta 2006-2007)

( Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta)

Keterangan : Nomor catatan kaki menyesuaikan dengan urutan uraian seiring waktu pada “Rekam Jejak Penelitian”

 

Penelitian lapangan yang langsung berinteraksi dengan masyarakat setempat memberikan pelajaran berharga bahwa hasil penelitian dari perguruan tinggi bukan sekedar menara gading, yang terlihat sangat tinggi tetapi sulit diaplikasikan di lapangan. Bahkan pengalaman di lapangan membuat peneliti dapat belajar banyak dari ‘penelitian alami’ yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Sehingga dalam menentukan rekomendasi kebijakan ke depan diharapkan semakin arif, bijaksana, tepat sasaran dan tepat guna.

Berdasarkan pengalaman melakukan penelitian kesesuaian lahan di berbagai kabupaten dengan karakteristik lahan yang berbeda, didapatkan benangmerah tentang ilmu ini. Penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman harus dimulai dari hakekat kehidupan tanaman yang sebenarnya mirip dengan kehidupan manusia. Tanaman membutuhkan aktifitas kehidupan dimulai dari kebutuhan paling dasar dan berurutan menuju kebutuhan yang sifatnya universal (interaksi dengan lingkungan sekitarnya). Urutan kebutuhan untuk kehidupan tanaman adalah : bernafas, minum, makan, dan interaksi dengan lingkungan.

Kebutuhan untuk bernafas dipenuhi baik dari udara maupun rongga (pori tanah) di daerah perakaran. Tanaman yang tidak dapat bernafas, misalnya karena tergenang, dapat menimbulkan kematian kecuali yang biasa tumbuh di perairan. Kebutuhan minum tanaman dipenuhi dari curah hujan, kelembaban udara (uap air), air tanah dan irigasi. Kebutuhan makanan didapatkan dari hara yang sudah terdapat dalam tanah, air, udara dan atau dari pemupukan. Interaksi dengan lingkungan dapat dilihat dari persaingan dengan tanaman lain dan gangguan. Namun kesemuanya dapat didekati secara cepat dengan kesesuaian lahan yang berdasarkan pada tebal lapisan tanah, ketinggian tempat dan ketersediaan air (curah hujan dan kedalaman muka air tanah).

 

Rencana Penelitian Ke Depan

Rencana penelitian ke depan menitikberatkan pada bidang Pelestarian Sumberdaya Lahan dan Lingkungan, yang terdiri dari beberapa topik, yaitu :

1.    Evaluasi Potensi Sumberdaya Lahan : kesesuaian lahan

2.    Konservasi Tanah dan Air : erosi, longsor, penghijauan (revegetasi), reklamasi lahan

3.    Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat : ekologi – sosial – ekonomi

4.    Pemberdayaan Masyarakat : Pembangunan Desa dan Pengentasan Kemiskinan

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan bekerjasama dengan mitra terkait, seperti pemerintah, perusahaan swasta, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan LSM. Koridor utama penelitian adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup.

9 responses to “Penelitian

  1. ck..ck..ck…

  2. 🙂 ada apa yaa? 😛

  3. wah boleh dong iktn proyek..

  4. ooooooo very-very good job

  5. bagus bnget jadi terharu

  6. makasi yea pak

  7. Pingback: 2010 in review | Ki Asmoro Jiwo

  8. Assalamu’alaikum…
    Sugeng ndalu Pak Kund, sblmnya sy memperkenalkan diri, sy Yodi alumni TL 03 UPN “V” Yk. Sy mau konsul u/ masalah sampling tanah di lahan reklamasi tambang. Untuk lebih lanjut apakah bs share melalui e-mail?
    Terimakasih. Wassalam.

Leave a comment